This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Minggu, 15 April 2018

LESTARI PENYU KU

Sabang

Minggu, 02 April 2017

Pengertian Pasang Surut Air Laut



Menurut Pariwono (1989), fenomena pasang surut diartikan sebagai naik turutnya muka laut secara berkala akibat adanya gaya tarik benda-benda angkasa terutama matahari dan bulan terhadap massa air di bumi. Sedangkan menurut Dronkers (1964) pasang surut laut merupakan suatu fenomena pergerakan naik turtnnya permukan air laut secara berkala yang diakibatkan oleh kombinasi gaya gravitasi dan gaya tarik menarik dari benda-benda astronomi terutama oleh matahari, bumi dan bulan. Pengaruh benda angkasa lainnya dapat diabaikan karena jaraknya lebih jauh ukurannya lebih kecil.

Pasang surut yang terjadai di bumi ada tiga jenis yaitu: pasang surut atmosfer (atmospherc tide), pasang surut laut (oceanic tide) dan pasang surut bumi padat (tide of the solid earth). Pasang surut laut merupakn hasil dari gaya tarik gravitas dan efek sentrifugal. Efek sentrifugal adalah dorongan ke arah luar pusat rotasi. Gravitasi bervariasi secara lasung dengan massa tetapi berbanding terbalik terhadap jarak. Meskipun ukuran bulan lebih kecil dari matahari, gaya tarik gravitasi bulan dua kali lebih besar daripada gaya tarik matahari dalam membangkitkan pasang surut laut karena jarak bulan lebih dekat daripada jarak matahari ke bumi.

Gaya tarik gravitasi menarik air laut ke arah bulan dan matahari dan mengahasilkan dua tonjilan (bulge) pasang surut gravitasional di laut. Lintang dari tonjolan pasang surut ditentukan oleh deklinasi, sudut antara sumbu rotasi bumi dan bidang orbital bulan dan matahari.

 
Gambar. Pengaruh posisi Bulan dan Matahari terhadap pasang surut di Bumi. Keterangan Gambar : Posisi Bumi, Bulan dan Matahari yang berbeda menyebabkan perbedaan ketinggian pasang surut pada saat posisi konfigurasi tertntu.


Gambar.  Distribusi gaya penyebab terjadinya fenomena pasang surut. Keterangan Gambar : Pada separuh bagian Bumi yang menghadap ke arah Bulan terbentuk gaya yang mengarah ke Bulan karena gaya gravitasi Bulan. Sebaliknya, pada arah yang berlawanan terbentuk gaya yang berlawanan arah karena gaya sentrifugal.

 
Tipe Pasang Surut

Bentuk pasang surut di berbagai daerah tidak sama. Disuatu daerah pada dalam satu hari dapat terjadi satu kali atau dua kali pasang surut. Menurut Wyrtki (1961), pasang surut di Indonesia dibagi menjadi 4 yaitu :


1.      Pasang surut harian ganda (semi diurnal tide).

Dalam sehari terjadi dua kali pasang dan dua kali surut secara berurutan. Periode pasang surut rata-rata 12 jam 24 menit. Pasang surut jenis ini terdapat di selat malaka sampai laut andaman.



2.      Pasang surut harian tunggal (diurnal tide).

Dalam satu hari terjadi satu kali pasang dan satu kali surut. Periode pasang surut adalah 24 jam 50 menit. Pasang surut tipe ini terjadi di perairan selat karimata.



3.      Pasang surut campuran condong keharian ganda. (mixed tide prevaling semidiurnal).

Dalam satu hari terjadi dua kali air pasang dan dua kali air surut, tetapi tinggi periodenya berda. Pasang surut jenis ini banyak terdapt perairan Indonesia Timur.



4.      Pasang surut campuran condong ke harian tunggal (mixed tide prevailing diurnal).

Pada tipe ini dalam satu hari terjadi satu kali air pasang dan stu kali air surut, tetapi kadang-kadang untuk sementara waktu terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dengan tinggi dan periode yang sangat berbeda. Pasang surut jenis ini biasa terdapat di daerah sehat kalimantan dan pantai utara jawa barat.



Pasang Surut Purnama dan Perbani
·       Pasang Purnama (spring tide) terjadi ketik bumi, bulan dan matahari berada dalam suatu garis lurus. Pada saat itu akan dihasilkan pasang tinggi yang sangat tinggi dan pasang rendah yang sangat rendah. Pasang surut purnama ini terjadi pada saat bulan baru dan bulan purnama.

·       Pasang Perbani (neap tide) terjadi ketika bumi, bulan dan matahari membentuk sudut tegak lurus. Pada saat itu akan dihasilkan pasang tinggi yang rendah dan pasang rendah yang tinggi. Pasang surut perbani ini terjadi pasa saat bulan ¼ dan ¾ revolusi bulan terhadap bumi.





Gambar. Posisi Bumi, Bulan dan Matahari Saat Terjadi Pasang Purnama (Spring Tide) dan Pasang Perbani (Neap Tide).



Alat-alat Pengukur Pasang Surut

Berikut adalah beberapa alat pengukuran pasang surut :

1.      Tide Staff (papan Pasut).

Alat ini berupa papan yang telah diber skala dalam meter atau centi meter. Biasanya digunakan pada pengukuran pasang surut di lapangan. Tide Staff (papan Pasut) merupakan alat pengukur pasut paling sederhana yang umumnya digunkan untuk mengamati ketinggian muka laut atau tinggi gelombang air laut. Bahan yang digunakan biasanya terbuat dari kayu, alumunium atau bahan lain yang di cat anti karat.

Syarat pemasangan papan pasut adalah :

a.    Saat pasang tertinggi tidak terendam air dan pada surut terendah masih tergenang oleh air.

b.    Jangan dipasang pada gelombang pecah karena akan bias atau pada daerah aliran suangai (aliran debit air).

c.   Jangan dipasang didaerah dekat kapal bersandar atau aktivitas yang menyebabkan air bergerak secara tidak teratur.

d. Dipasang pada daerah yang terlindung dan pada tempat yang mudah untuk diamati dan dipasang tegak lurus.

e.  Cari tempat yang mudah untuk pemasangan misalnya dermaga sehingga papan mudah dikaitkan.

f.   Dekat dengan bench mark atau titik referensi lain yang ada sehingga dat pasang surut mudah untuk diikatkan terhadap titik referensi.

g.   Tanah dan dasar laut atau sungai tempat didirikannnya papan harus stabil.

h.  Tempaat didirikannya papan harus dibuat pengaman dari arus dan sampah.

2.      Tide gauge.

Merupakan perangakt untuk mengukur perubahan muka laut secara mekanik dan otomatis. Alat ini memiliki sensor yang dapat mengukur ketinggian permukaan air laut yang kemudian direkam ke dalam komputer. Tide gauge terdiri dari dua jenis yaitu :

·         Floating tide gauge (self registering).

Prinsip kerja alat ini berdasakan naik turunnya permukaan air laut yang dapat diketahui melalui pelampung yang dihubungkan dengan alat pencatat (recording unit). Pengamat pasut dengan alat ini banyak dilakukan, namun yang lebih banyak dipakai adalah dengan cara rambu pasut.

·         Pressure tide gauge (self registering).

Prinsip kerja pressure tide gauge hapir sama dengan floating tide gauge, namun perunahan naik-turunnya air laut direkam melalui perubahan tekanan pada dasar laut yang dihubungankan dengan alat pencata (recirding unit). Alat ini dipasang sedemikian rupa sehingga selalu berada di bawah permukaan air laut tersurut, namun alat ini jarang sekali dipakai untuk pengamatan pasang surut.



3.      Satelit.

Sistem satelit altimetri berkembang sejak tahun 1975 saat diluncurkannya sistem satelit Geos-3. Pada saat ini secara umum sistem satelit altimetri mempunyai tiga objektif ilmiah jangka panjang yaitu mengamati sirkulasi lautan globang, memantau volume dari lempengan es kutub, dan mengamati perubahan muka laut rata-rata (MSL) global. Prinsip Dasar Satelit Altimetri adalh satelit altimetri dilengkapi dengan pemancar pulsa radar (transmiter), penerima pulsa radar yang sensitif (receiver), serta jam berakurasi tinggi. Pada sistem ini, altimeter radar yang dibawah oleh satelit memancarkan pulsa-pulsa gelombag elektromagnetik (radar) kepermukaan laut. Pulsa-pulsa tersebut dipantulkan balik oleh permukaan laut dan diterima kembali oleh satelit.

Prinsip penentuan perubahan kedudukan muka laut dengan teknik altimetri yaitu pada dasarnya satelit altimetri bertugas mengukur jarak vertikal dari satelit ke permukaan laut. Karena tinggi satelit di atas perumkaan ellipsoid referensi diketahui maka tinggi muka laut (Sea Surface Height atau SSH) saat pengukuran dapat ditentukan sebagai selisih antara tinggi satelit dengan jarak vertikal. Variasis deret waktu dilakukan karenan kita akan melihat variasi temporal.